Analisis Film Ayah Mengapa Aku Berbeda dengan Teori Psikologi Karya Sastra
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu karya
sastra yang menarik untuk dikaji adalah
sebuah film. Dengan cerita yang kompleks sebuah film menjadi karya sastra yang
cukup mudah untuk di telaan karena kita tidak perlu lagi menggunakan imajinasi
untuk menentukan bagaimana fisik dari sang tokoh, setiap adegan yang dilakukan
dapat kita lihat langsung. Melalui makalah ini penulis akan menganalisis salah
satu film yang berjudul Ayah mengapa aku
berbeda.
Sebuah karya
sastra selain digunakan sebagai hiburan juga dapat digunakan sebagai media
pembelajaran moral, melalui cerita yang ditanpilkan dalam bentuk audio visual
penonton diharapkan dapat menganbil nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Film Ayah Mengapa Aku Berbeda yang
menceritakan kehidupan anak tuna rungu yang menghurukan ini mungkin banyak
terjadi di kehidupan masyarakat kita sekarang. Hal ini akan menjadi
pembelajaran yang baik bagi masyarakat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut.
1.
Bagaimana cerita dari film ini?
2.
Apa saja unsur intrinsik dalam film ini ?
3.
Analisis Aspek Psikologi film Ayah
Mengapa Aku Berbeda
C. Tujuan
Tujuan
penulisan karya tulis ini dibuat supaya pembaca dapat lebih mengerti dan
memahami mengenai film Ayah Mengapa Aku Berbeda beserta unsur intrinsiknya. Pembaca juga dapat
mengambil amanat setelah menonton film ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Identitas
film
Judul
: Ayah Mengapa Aku Berbeda
Penulis : Djaumil Aurora, Titien Wattimena
Produser : Gope T. Samtani
Tanggal
rilis : 1 Januari 2000-sekarang
Durasi : 90 Menit
Negara : Indonesia
2. Analisis Unsur Intrinsik
a.
Tema
Mengemukakan
gagasan dasar umum yang telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang
dipergunakan untuk mengembangkan cerita (Nurgiyantoro, 1994:82-84). Pada film
ini mengusung tema kemanuusiaan dimana ada tokoh yang mengalami keterbatasan
mental yang dalam lingkungannya selalu mengalami penindasan.
b.
Alur
Rangkaian
cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu
cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita, dimanifestasikan
lewat perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh-tokoh (utama) cerita (Aminuddin,
2009:83). Pada film ini menggunakan jenis alur maju, tahapan peristiwa yang
menyusun jalannya cerita terus mengarah ke masa depan dan tanpa adanya flashback.
C.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh
adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa
itu mampu menjalin suatu cerita yang diekspresikan dalam ucapan yang dilakukan
dalam tindakan, sedangkan penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh
atau pelaku itu (Aminuddin: 2009:79). Tokoh utama dalam film ini adalah Angel,
seorang gadis yang dari kecil sudah divonis sebagai tuna rung hingga ia remaja.
Dan tokoh pendukungnya adalah orang disekitarnya seperti ayah, nenek dan
teman-temannya.
D.
Latar
Latar
atau setting adalah sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,
hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis (Abrams
dalam Aminuddin, 2009:67). Latar film ini adalah Jakarta dan kediaman lama
keluarga Angel yaitu di Semarang.
3. Analisis Aspek Psikologi film Ayah Mengapa Aku Berbeda
Menurut
Redyanto Noor terdapat persamaan fungsi antara sastra dan psikologi yaitu
keduanya sama-sama berurusan dengan persoalan manusia sebagai makhluk individu
sekaligus makhluk sosial. Keduanya memanfaatkan landasan yang sama, yaitu
menjadikan pengalaman manusia sebagai bahan utama penelaahan. Itulah sebabnya,
pendekatan psikologi dianggap penting penggunaannya dalam kajian sastra (Noor,
2007:44-47).
Melalui
Yuswinardi (2006:51), kata kepribadian berasal dari kata “personality”
(Inggris) yang berasal dari kata “persona” (latin) yang berarti kedok atau
topeng, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh para pemain-pemain panggung
untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang (2006:51).
Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi
satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian
berarti memahami aku, diri, self¸ atau memahami manusia seutuhnya (Alwisol,
2010:2).
Menurut
Suryabrata psikologi kepribadian adalah psikologi yang mempelajari kepribadian
manusia dengan objek penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku
manusia. Dalam psikologi kepribadian dipelajari kaitan antara ingatan atau
pengamatan dengan perkembangan dan kaitan antara pengamatan dengan penyesuaian
diri pada individu. Sasaran utama psikologi kepribadian ialah memperoleh
informasi mengenai tingkah laku manusia, misalnya melalui karya sastra,
sejarah, agama, dan lain-lain (Suryabrata, 1986:1-14).
Untuk
mengetahui struktur kepribadian tokoh pada film penulis menggunakan teori kepribadian Carl Gustav Jung
(C.G. Jung). Jung mengelompokkan kepribadian yang disusun oleh tiga tingkat
kesadaran, yaitu: ego beroperasi pada tingkat sadar; kompleks beroperasi pada
tingkat taksadar pribadi; dan arsetip beroperasi pada tingkat tak sadar
kolektif. Penulis menggunakan kepribadian tingkat ketiga, arsetip tak sadar
kolektif di antaranya yang paling penting dalam membentuk kepribadian dan
tingkah laku adalah; persona, anima-amimus, shadow, dan self untuk menganalisis
kepribadian tokoh utama. (Alwisol, 2009:38-44).
Selanjutnya,
(melalui Yuswinardi, 2006:52), C.G. Jung menyatakan bahwa sepanjang hidupnya
manusia dalam bertingkah laku tidak pernah berlaku wajar sesuai dengan
kehidupan kejiwaan yang ada dalam dirinya. Antara tingkah laku yang memfisik
berbeda dengan keadaan rohaninya. Agar dalam bertingkah laku bisa wajar maka manusia
harus berlatih dengan tekun dan sungguh-sungguh dalam waktu yang lama. Selama
manusia hanya bertingkah laku dengan kedok itu, ia tidak akan menemukan
kepuasan dari dalam hidupnya. Persona, topeng yang dipakai menghadapi publik.
Itu mencerminkan persepsi masyarakat mengenai peran yang harus dimainkan
seseorang dalam hidupnya. Itu juga mencerminkan harapan bagaimana seharusnya
diri diamati orang lain. Persona adalah kepribadian publik, aspek-aspek pribadi
yang ditunjukkan kepada dunia, atau pendapat publik mengenai diri
individu-sebagai lawan dari kepribadian privat yang berada di balik wajah
sosial. Persona dibutuhkan untuk survival, membantu diri mengontrol perasaan,
fikiran dan tingkah laku. Tujuannya adalah menciptakan kesan tertentu kepada
orang lain dan sering juga menyembunyikan hakikat pribadi yang sebenarnya
(Alwisol, 2010:43).
Persona
adalah topeng yang dipakai untuk menghadapi publik. Segala keterbatasan yang
dimiliki oleh Angel membuatnnya harus mendapat banyak cibiran dan banyak
kekerasan baik secara fisik maupun verbal. Namun dia tetap berusaha menutupinya dari keluarga,
semisal ayahnya karena ia tidak ingin membuat beban fikiran bagi ayahnya. Hal
ini terlihat saat Angel di siksa oleh
teman sekelasnya namun dia menyembunyikannya dan memilih berbohong bahwa dia
hanya terjatuh. Dan saat dekat dengan perlombaan teman teman yang tidak
menyukainya itu merusak make up dan rambutnya namun ia tetap berusaha tegar dan
terus melanjutkan bermain.
Shadow
adalah bayangan adalah arsetip yang mencerminkan insting kebinatangan yang
diwarisi manusia dari evolusi makhluk tingkat rendahnya. Menurut Darwin,
manusia adalah evolusi dari binatang, dan sifat-sifat kebinatangan tetap ada
dalam diri manusia, dalam arsetip shadow atau bayangan. Jadi, bayangan adalah sisi
binatang dalam kepribadian manusia, arsetip yang sangat kuat dan berpotensi
menimbulkan bahaya. Namun, karena bermuatan emosi yang kuat, spontanitas, dan
dorongan kreatif, bayangan juga menjadi sumber penggerak kehidupan (Alwisol,
2010:44). Diperkuat dengan pendapat Sumadi Suryabrata dalam bukunya yang
berjudul “Psikologi Kepribadian” mengatakan bahwa shadow secara tidak sadar
menempatkan isi-isi batin sendiri pada objek-objek di luar dirinya.
Bayang-bayang itu adalah sifat-sifat atau kualitas-kualitasnya ketidaksadaran
sendiri yang dihadapi sebagai sifat-sifat orang lain (Suryabrata, 1986:199).
Dalam tokoh Angel tidak ditemukan shadow (sisi atau sikap kebinatangan). Ia
dapat mengontrol emosinya dan menyembunyikan perasaannya dengan baik
Self
adalah konsep keutuhan dan kesatuan kepribadian dipandang sangat penting oleh
Jung. Self adalah arsetip yang memotivasi perjuangan orang menuju keutuhan.
Arsetip self menyatakan diri dalam berbagai simbol, seperti lingkaran magis
atau mandala (simbol meditrasi Agama Budha, mandala dalam bahasa Sansekerta
artinya lingkaran), di mana self menjadi pusat lingkaran itu. Self menjadi
pusat kepribadian, dikelilingi oleh semua sistem lainnnya. Self mengarahkan
proses individuasi, melalui self aspek kreativitas dalam ketidaksadaran diubah
menjadi disadari dan disalurkan ke aktivitas produktif. (Alwisol, 2009:44-45).
Konsep
keutuhan dan kesatuan kepribadian dipandang sangat penting oleh Jung. Self
adalah arsetip yang memotivasi perjuangan seseorang menuju keutuhan. Keputusan
sang ayah yang menghendakinya bersekolah di sekolah umum membuat Angel mau tak
mau harrus beradaptasi dengan lingkungan. Walaupun banyak teman yang tidak
menyukainya karena kekurangannya itu namun dia tetap giat belajar dengan tekun.
Hingga akhirnya ia berhasil memperoleh nilai tertinggi pada kelulusan.
Self
mengarahkan proses individuasi, melalui self aspek kreativitas dalam
ketidaksadaran diubah menjadi disadari dan disalurkan ke aktivitas produktif. Angel
yang mempunyai bakat bermain piano membuat gurunya trenyuh dan ingin
membantunya untuk terus mengasah bakatnya itu. Angel yang jarinya pernah
dihimpit penutup piano secara kasar oleh temannya tidak pernah menyerah dan
terus belajar, hingga akhirnya ia dapat memenangkan kejuaraan bermain piano.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Film yang dibuat
tahun 2000 ini memberikan banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita ambil
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Mengenai ketegaran dalam
hidup, ketidaksempurnaan yang pasti ada hikmahnya, dan yang paling penting
pembelajaran agar kita saling toleransi dalam hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
Wikipedia.
2000. Ayah mengapa aku berbeda. Artikel. Diakses
dari Wikipedia.org//2000 pada 18 Oktober 2014.
Wiyatmi.
2011. Psikologi Sastra. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Haryanto.
2010. Teori Pengenbangan Kepribadian. Artikel.
Diakses dari belajarpsikologi.com pada 19 Oktober 2014.
Radha.
2013. Psikologi Kepribadian dan Teori Kepribadian. Makalah. Diakses dari
radhacandrabb.wordpress.com pada 20 Oktober 2014.
Suryandari,
Wening. 2013. Analisis Novel Menebus Dosa. Artikel. Diakses dari
akusipohonpisang.blogspot.com//2013 pada 18 Oktober 2014.
Komentar
Posting Komentar